PendidikanRagam

7 Cara Melatih Sikap Mandiri pada Anak Sejak Dini

Publikasidata.com – Mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri atau tidak selalu bergantung pada orang lain. Sikap mandiri penting dimiliki setiap orang karena akan berpengaruh besar bagi kehidupannya saat ini maupun untuk masa depan.

Dengan kemandirian, kita akan mampu dan mau melakukan berbagai hal sendiri tanpa ketergantungan dengan bantuan orang lain. Kita merasa bisa dan tidak terlalu butuh pertolongan orang lain dalam beberapa hal, seperti dalam hal pekerjaan, aktivitas sehari-hari, dan kebiasaan hidup.

Sebaliknya, orang yang tidak punya sikap mandiri akan selalu bergantung pada orang lain bahkan untuk hal remeh sekalipun. Misalnya mencuci baju, membersihkan rumah, mengerjakan PR, atau hal-hal sederhana lainnya.

Tanpa mandiri, tentu kita akan kesulitan meraih kesuksesan dan masa depan yang cerah. Oleh karena itu, sikap mandiri harus dibangun sejak dini agar menjadi kebiasaan positif yang melekat erat.

Pada kesempatan ini, Publikasidata akan membahas beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua kepada anaknya untuk melatih sikap mandiri sejak dini mungkin.

1. Membiasakan Anak Merapikan Kamar Tidur Sendiri

Cara melatih sikap mandiri yang pertama adalah membuat peraturan tentang merapikan kamar tidur. Setidaknya peraturan ini memerintahkan anak untuk mau merapikan bantal, melipat selimut, hingga menata ranjang sendiri.

Memang sederhana, tapi cara ini sangat efektif mengingat aktivitas membereskan kamar tidur selalu dilakukan setiap bangun tidur setiap hari dan akan terus berlanjut. Nah, kebiasaan yang “terus-menerus” inilah yang akan menanamkan kemandirian pada anak.

2. Ajarkan Kepada Anak untuk Ambil Makan dan Minum Sendiri

Yang kedua, biasakan menyuruh anak mengambil makan dan minum sendiri. Cobalah untuk meminta anak mengambil gelas, menuang air dengan hati-hati, atau mengambil lauk sendiri. Walaupun hasilnya kadang berantakan, biarkan anak mencoba karena dari itulah cara mereka belajar mandiri dan melakukan sesuatu tanpa bergantung ayah dan ibu.

3. Berikan Tugas-Tugas Sederhana di Rumah

Sebagai orang tua, Anda punya peran penting dalam membentuk kemandirian anak melalui berbagai aktivitas di rumah.

Anda bisa memberikan tugas-tugas ringan di rumah seperti membantu menata piring dan gelas pada tempatnya ketika ibu sedang mencuci, membantu menganggat jemuran bersama orang tua, menyapu lantai, mencuci piring sendiri setelah makan, dan sebagainya.

Dengan membiasakan anak melakukan hal-hal kecil seperti ini, mereka akan terbiasa mengerjakan sesuatu sendiri dan tidak tumbuh sikap manja.

4. Dampingi Anak agar Mau Belajar dan Mengerjakan PR

Terkadang anak merasa malas untuk belajar dan mengerjakan PR yang diberikan gurunya. Apalagi di zaman sekarang ada yang namanya “gadet” yang bagi anak lebih menyenangkan tapi bisa melupakan waktu belajar.

Sebagai orang tua, Anda berkewajiban untuk membatasi anak bermain gadget dan selalu mendampingi mereka untuk belajar.

Jika anak dibiarkan terus-terusan bermain gadget setiap hari, mereka akan jadi lebih malas dan sangat bosan untuk belajar ataupun mengerjakan tugas.

Puncaknya, anak bisa merengek, menangis, atau bahkan marah jika tidak diberi gadget. Sebelum itu terjadi, Anda harus membatasinya dan mendampingi anak memahami kewajibannya untuk belajar.

5. Membiarkan Anak Mengambil Keputusan Sendiri

Terkadang kita perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan sendiri, tentunya dalam lingkup yang sesuai dengan usianya. Anak yang diberi ruang untuk memilih akan belajar bahwa keputusannya membawa konsekuensi tertentu, sekaligus melatih rasa tanggung jawab terhadap pilihannya.

Mulailah dari pilihan-pilihan yang sederhana terlebih dahulu, semisal: hari ini mau pakai baju putih atau biru, besok pagi olahraga jalan kaki atau bersepeda, nanti siang mau buah jeruk atau apel, dan lain sebagainya.

6. Berikan Hadiah atas Pencapaian Positif

Untuk mendorong anak makin mandiri, Anda bisa menjanjikan memberikan reward atau hadiah tertentu kepada anak. Misal: Jika dalam satu bulan anak bisa bangun pagi, menyiapkan buku pelajaran sendiri, merapikan kamar tidur sendiri, dan lain sebagainya, kita memberi hadiah berupa sepeda baru (atau yang lainnya).

Kenapa demikian? Tujuannya untuk memberi dorongan kepada anak untuk mau melakukan hal-hal yang sifatnya memang “kurang disukai“.

Kok bisa kurang disukai? Ya karena merapikan kamar sendiri, mencuci piring setelah makan, belajar dan mengerjakan PR, hingga bangun pagi bagi anak terasa tidak mengenakkan ketimbang bermain bersama teman atau memainkan gadget. Karena itu, hadiah cukup penting diberikan jika ada pencapaian positif dalam kurun waktu tertentu.

7. Jangan Marah jika Anak Membuat Kesalahan saat Berlatih Mandiri

Sebagai konsekuensi atas pilihan, perbuatan, dan kebiasaan mandiri si anak, terkadang mereka bisa melakukan suatu kesalahan kecil.

Sebagai orang tua, tidak perlu sampai memarahi dan membuat mental anak tertekan ketika mereka melakukan suatu kesalahan kecil. Misalnya ketika anak memecahkan piring saat membantu mencuci piring, menumpahkan makanan saat mengambil makanan, menumpahkan gelas, dan sebagainya.

Anggap saja itu wajar dan berikan kasih sayang kepada anak dengan baik agar mereka mau belajar dan lebih berhati-hati lagi.

Kesimpulan

Pada intinya, melatih sikap mandiri pada anak sejak dini tidak dimulai dari hal-hal besar, tapi cukup hal-hal kecil yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kewajiban anak.

Sebagai orang tua, Anda bisa mengajarkan anak untuk mau merapikan kamar tidur sendiri, mengambil makan dan minum sendiri, mendampingi anak belajar, dan lain sebagainya.

Dengan kebiasaan kecil yang dilakukan secara terus-menerus setiap hari, itu akan membuat kemandirian tertanam kuat pada diri mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button